Wednesday, December 10, 2014

KELOMPOK 4

PEMBUDIDAYAAN IKAN
(IKAN BANDENG)

    Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya. Mulai dari produksi, pengolahan, sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu system bisnis perikanan. Pembudidayaan ikan kegiatan untuk membiakkan ikan serta memanen hasilnya yang kemudian akan disebar luaskan di pasaran.


Jenis-jenis ikan komsumsi
   Jenis-jenis ikan komsumsi banyak hidup di air payau, air laut, maupun air tawar. Namun, budidaya pembenihan ikan konsumsi banyak terdapat pada air tawar dan air payau.

A)      IKAN KONSUMSI PADA AIR TAWAR
1. Ikan lele
2. Ikan patin
3. Ikan nila

B)      IKAN KONSUMSI PADA AIR PAYAU
1) Kakap
2) Kerapu
3) Mujair
4) Bandeng

    







   Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak. Namun saat ini perkembangan bandeng masih lebih baik pada budidaya tambak. Hal ini wajar karena memang bandeng awalnya sangat baik dibudidayakan di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama inggrisnya milk fish ini banyak ditemui hasil pembudidayaannya di pulau jawa utamanya jawa barat, jawa tengah dan jawa timur. Selain di pulau jawa, bandeng juga menjadi komoditas unggulan pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Sementara di pulau sumatera, produksi bandeng tertinggi ada di provinsi aceh dan lampung.

      Dan dari sekian banyak ikan yang dapat di budididayakan, kelompok 4 lebih memilih membudidayakan ikan bandeng.      Dan berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pembudidayaan ikan bandeng :A) TEKNIK SARANA DAN PRASARANA
   Sarana Pokok :
   Fasilitas pokok yang dimanfaatkan secara langsung untuk kegiatan produksi adalah kolam penampungan air tawar dan air laut, laboratorium basah, kolam pemeliharaan induk, kolam pemeliharaa larva, dan inkubasi telur serta bak pakan alami.

   Kolam Penampungan Air Tawar dan Air Laut.
Kolam penampungan air (reservoir) dibangun pada ketinggian sedemikian rupa sehingga air dapat didistribusikan secara gravitasi ke dalam bak-bak dan sarana lainnya yang memerlukan air (laut, tawar bersih). Sistim pipa pemasukkan dan pembuangan air perlu dibangun pada bak pemelihara induk, pemeliharaan larva, pemeliharan pakan alami, laboratorium kering dan basah serta saran lain yang memerlukan air tawar dan air laut serta udara (aerator). Laboratorium basah sebaiknya dibangun berdekatan dengan bangunan pemeliharaan larva dan bangunan kultur murni plankton serta diatur menghadap ke kultur masal plankton dan dilengkapi dengan sistim pemipaan air tawar, air laut dan udara.

B) SELEKSI INDUK

  Untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi. Seleksi ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan, sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. 
Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya. Ciri cirinya :

- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling   cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.

C) PEMELIHARAAN INDUK

   Pembenihan diawali dengan penyediaan induk yang biasanya didapat dengan menangkapnya dari laut. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang heteroseksual. Namun demikian masih sulit untuk membedakan antara bandeng jantan dan betina. Ikan bandeng betina matang kelamin terlihat adanya tiga buah lubang pada daerah dubur, yaitu berturut-turut dari bagian depan adalah lubang pembuangan kotoran (dubur), lubang pengeluaran telur (genital pore) dan lubang pembuangan air seni (urinary pore). Sedangkan pada ikan bandeng jantan matang kelamin terlihat dua buah lubang saja yaitu yang depan lubang pembuangan kotoran dan yang belakang lubang pengeluaran air seni dan sperma (urogenital pore).

1) Di hatchery induk – induk dipelihara di dalam bak khusus dengan                   ketinggian air 1,5 m dan volume mencapai 20-30m3. Kepadatan mencapai     1 induk (ukuran 4-5 kg) untuk setiap 2m3.
2) Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan rutin yang mencakup :
3) Pemberian pakan yang berupa pelet berkadar proten 25%, sebanyak 2-3 %     dari bobot ikan per hari dan diberikan 3 kali.
4) Untuk menjaga kualitas air, air laut dialirkan terus menerus menggunakan       pompa dengan pergantian 100-150% per hari. Disamping itu secara rutin       kotoran yang berkumpul di dasar disiphon.
5) Setelah induk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, ikan      dirangsang untuk mencapai kematangan gonad melalui implantasi pelet          hormon yang mengandung hormon LHRH dan 17 alpha methyltestosteron        (masing-masing 250 dan 200 mg).
6) Selama masa pemeliharaan secara teratur dilakukan pemeriksaan terhadap     kematangan kelamin induk. Implantasi diulang setiap satu bulan sekali           hingga ikan ikan mencapai kematangan kelamin. Kematangan kelamin            tercapai setelah diameter telur mencapai lebih dari 750 mm.

 D)  TEKNIK PEMIJAHAN/PEMBENIHAN
    Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan betina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan.
   Induk yang telah matang gonad di pelihara dalam bak berbentuk bulat dengan kisaran volume 30 ton dengan kedalaman 2,5 meter dan bak sebaiknya ditutupi dengan jaring dan dihindarkan dari cahaya malam hari untuk mencegah induk keluar dari tangki. Bandeng memijah dengan pemijahan alami biasanya berlangsung pada malam hari, dimana induk jantan mengeluarkan sperma dan induk betina mengeluarkan telur sehingga pembuahan terjadi secara eksternal, telur yang telah terbuahi mengapung di permukaan


E) PENETASAN TELUR 
 Telur bandeng yang dibuahi berwarna transparant, mengapung pada permukaan, sedangkan yang tidak terbuahi akan tenggelam dan berwarna putih keruh. Untuk mempermudah dalam hal pengumpulan terus, bak pemijahan dirancang dengan sistem pembuangan air permukaan. Selama ini inkubasi telur harus diaerasi dengan cukup sehingga terlur mencapai tingkat embrio dan sebelum di pindahkan, aerasi dihentikan.
Setelah telur dipanen dilakukan desinfeksi dalam larutan formain selama 10 – 15 menit untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau parasit.

F) PEMELIHARAAN LARVA DAN BENIH

    Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27-310C salinitas 30 ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan ke dalam bak tidak kurang dari 100 cm yang sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan jarak antara 100 cm (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010).
    Larva umur 0-2 hari kebutuhan makanannya masih dipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Hari kedua setelah ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25 hari saat larva sudah berubah menjadi nener. Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara bertahap sampai 100% menjelang panen (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010).

   Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8. Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air pemeliharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.

   Setelah bandeng yang di budidayakan tersebut sudah lebih dari 3bulan atau lebih, tergantung keinginan pasar di sekitar tambak yang di budidayakan (disini tambak yang kami survey memakai patokan 4bulan) maka akan segera dipanen.

G) PANEN ikan bandeng 
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Panen selektif
yaitu dengan cara mengeringkan/ membuang air dari tambak sebanyak 70 % kemudian
menyeser ikan dengan jaring kemudian ikan disortir/ dipilih yang dipanen adalah ikan yang besar atau ikan telah memenuhi ukuran yang diharapkan lalu dijual kepasar atau pedagang

b. Panen total
yaitu panen yang dilakukan serentak atau sekaligus yang besar maupun yang kecil semuanya dipanen dan dijual kepasar atau kepada pedagang ikan.

   Setelah itu, kelompok 4 akan membagi tips untuk membuat usaha bandeng seperti ini :

   Dalam pemeliharaan benih ikan bandeng untuk gelondongan diperlukan waktu pemeliharaan selama lebih dari 21 hari, pada usia tersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 – 3 cm dan berat rata-rata 2 – 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 – 50 ekor/m2 @ Rp50,00 per ekor maka kelangsungan hidup benih untuk mencapai gelondongan adalah 75% – 90%.

   Harga jual perekor untuk ukuran gelondongan tersebut adalah Rp100,00. Usaha penggelondongan tersebut dapat dilaksanakan di tambak luas 0,5 HA (4 petakan). Dalam satu tahun diperhitungkan dapat memelihara bandeng tersebut sebanyak 6 periode selanjutnya pada tebar 200.000 ekor. Hal inilah yang dapat memberikan harapan untuk dikembang usahakan sebagai salah satu komoditas dalam agribisnis. Sebagai gambaran tentang analisis keuntungan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

1) Biaya Investasi

























3) Biaya Tetap
  Total biaya operasional setahun (1. + 2.) Rp. 73.734.000,-
   Produksi dan hasil Penjualan (6 kali pemeliharaan).
   Produksi Gelondongan


























Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan produk ikan bandeng ini bagaimana caranya? Mari kita simak penjelasn dibawah ini :
Dua metode pengemasan yang biasa dilakukan yaitu metode tertutup dan terbuka.

1. Metode tertutup
    pengemasan sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan tempat atau wadah tertutup,udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut.
teknik pengemasan sistem tertutup dilakukan dengan cara:
a. menyiapkan kantong plastik polietilen
b. mengisi kantong plastik dengan air bersih dan benih ikan bandeng
c. kemudian mengeluarkan dari kantong plastik dengan tujuan untuk                     menghilangkan karbon dioksida,dan dilanjutkan memasukkan oksigen dari         tabung ke dalam plastik sampai volume udara1/3-1/4
d. setelah pengisian oksigen, mulut kemasan diikat secara rapat dengan karet         gelang,dan
e. plastik berisi benih ikan bandeng yang sudah siap,kemudian dimasukkan dalam sterefoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah diangkut

2. Metode Terbuka
   pengemasan dengan metode terbuka yaitu pengemasan ikan hidup yang diangkut dengan  wadah atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat berhubungan dengan udara bebas.
tahapan pengemasan ikan bandeng selama transportasi yaitu:
a. siapkan wadah
b. masukan air dan benih ikan bandeng ke dalam wadah
c. berikan peneduh diatas wadah agar benih ikan bandeng tidak mengalami           stres pada temperatur tinggi
d. jumlah padat penebaran bergantung pada ukuran benih ikan bandeng
e. setiap 4 jam sekali, ganti semua air di tempat yang teduh.

   Untuk keberhasilan usaha pembesaran bandeng maka perlu dilakukan perawatan dengan baik selama pemeliharaan.
Perawatan tersebut meliputi pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.


   a) Pengaturan Air
  Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih. Pergantian air dilakukan secara teratur bersamaan dengan adanya air pasang. Caranya adalah dengan mengeluarkan setengah atau sepertiga bagian air tambak sebelum terjadi air pasang, kemudian diganti dengan air pasang yang baru sampai ketinggian air semula.

   Pada saat setelah terjadi hujan, maka air di tambak perlu segera diganti, karena air hujan akan mengencerkan salinitas. Hal ini dapat membahayakan kehidupan ikan yang sedang dipelihara. Kemudian juga untuk menjaga salinitasnya agar tetap stabil dan baik (payau) diperlukan juga sumber air tawar, sumber air tawar bisa diperoleh dari air sungai.


   b) Perawatan Pintu dan Pematang

Pintu Air yang Bersih, Membuat Ikan Lebih Betah Hidup
   Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam tambak serta mencegah hilangnya benih. Demikian pula saringan di pintu tambak harus dibersihkan dengan sikat, untuk memudahkan dalam pertukaran air.

   c) Pemupukan Susulan

Pemupukan Tambak dengan Pupuk Kompos
   Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis (habis), segera dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha. Selain sebagai pupuk, dedak halus juga berfungsi sebagai makanan tambahan.


   d) Pemberian Obat


   Pemberian obat bertujuan untuk pengendalian hama dan penyakit. Hama tidak hanya menurunkan produksi bandeng tetapi juga merusak ekologi tambak. Menurut Antoni dan Wibowo (1996) hama digolongkan menjadi : 
 - Hama pemangsa, contohnya Ikan kakap, ikan bulan-bulanan, ikan keting, ikan    kipper, ikan sembilang, dll.
- Hama penyaing, contohnya ikan belanak, ikan mujair, trisipan.
- Hama perusak, contohnya kepiting dan ular.

   Untuk membrantas ikan liar seperti belanak, bronang, mujair, dan ikan-ikan buas digunakan akar tuba atau jenu yang mengandung rotene. Takaran pemakaian 4 – 6 kg akar dan setiap 1 Ha tambak. Sedangkan, untuk membrantas sifut (terutama trisipan) menggunakan brestan dengan takaran 1 kg/Ha.
    Penyakit yang sering menyerang ikan bandeng yaitu pembusukan ekor/sirip. Vibriosis dan streptoccosis. Obat yang diberikan pada ikan yang terserang penyakit yaitu dengan pemberian antibiotik.


   e) Makanan Tambahan

   Pemberian makanan tambahan dilakukan apabila keadaan makanan alami sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis makanan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan kira-kira 5% dari berat total tubuh per hari. Pemberian makanan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

     Ada banyak strategi pemasaran untuk memasarkan bandeng ke tangan para konsumen, mulai bandeng segar hasil panen, bandeng yang dibekukan, bandeng asap dan terakhir bandeng presto.

      Bandeng yang diproduksi oleh kawan kawan kami adalah bandeng yang siap untuk dikonsumsi, selain lezat dan bergizi makanan ini dijamin halal tentunya. Ingin order? Silahkan menghubungi beberapa contact dibawah ini :
 

Bandeng presto per ekor Rp8000,00
Untuk pembelian dua ekor bandeng presto Rp15.000,00. Semakin banyak belinya semakin murah harganya......................

ORDER PEMESANAN
Pemesanan sekitar waru ongkir hanya Rp2000,00
1. Toko Bandengku Sip
Alamat : Jl. Garuda IX No.5 Rewin (Ca’ Awis)
Order atau online :
twitter : https://twitter.com/ca’awis
telepon : 082233522380
pin BB: 2A06CEE5

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di blog :
http://bandengkusip.blogspot.com/

Inilah profile kelompok 5 yang beranggotakan Akbar, Aprilia Wira, Ernanto, Wiwit dan Yolanda













No comments:

Post a Comment